Kamis, 19 Desember 2013

NIKOL SILANG DAN NIKOL SEJAJAR





BAB I

PENDAHULUAN






1.1 Latar Belakang

Dalam  ilmu  Geologi   analisis  sayatan  tipis  batuan  dilakukan   karena  sifat- sifat fisik, seperti tekstur, komposisi dan perilaku  mineral-mineral  penyusun  batuan tersebut  tidak  dapat  dideskripsi  secara  megaskopis  di  lapangan.  Mineralogi  optik adalah suatu metode yang sangat mendasar yang berfungsi untuk mendukung analisis data   geologi.   Untuk   dapat  melakukan   pengamatan   secara   optik   atau   petrografi diperlukan  alat  yang  disebut  mikroskop  polarisasi.  Hal  itu  berhubungan  dengan teknik  pembacaan  data  yang  dilakukan  melalui  lensa  yang  mempolarisasi  obyek pengamatan.  Hasil  polarisasi  obyek  selanjutnya  dikirim  melalui  lensa  obyektif  dan lensa okuler ke mata (pengamat).
Terkait  dengan  peranan  mikroskop  polarisasi  dalam  identifikasi  sifat  optik suatu mineral  maka dianggap perlu untuk mampu menggunakan mikroskop tersebut. Dalam penggunaan mikroskop terdapat pengamatan Nikol Silang dan Nikol Sejajar. Oleh  karena  itu  diadakanlah  praktikum  untuk  pengamatan  pada  Nikol  Sejajar  dan Nikol Silang dalam acara Pengamatan Nikol Silang dan Nikol Sejajar.

1.2 Maksud dan Tujuan


Maksud  diadakannya  praktikum  acara  Pengamatan  Nikol  Silang  dan  Nikol Sejajar ini yaitu agar praktikan dapat mengamati mineral pada Nikol Silang dan Nikol Sejajar.

Adapun tujuan dari Pengamatan Nikol Silang dan Nikol Sejajar ini yaitu :


Ø   Untuk mengetahui cara memusatkan sayatan tipis mineral.


Ø   Agar dapat mendeskripsi sifat – sifat optik mineral.


Ø   Dapat membedakan antara Nikol Silang dan Nikol Sejajar.


1.3 Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan selama praktikum berlangsung adalah:

1.  Mikroskop Polarisasi



2.  Alat tulis menulis

3.  Format praktikum

4.  Pensil warna

5.         Lap kasar/lap halus


1.4 Prosedur Kerja


Ø   Letakkan preparat di meja objek, kemudian jepit dengan penjepit preparat.


Ø   Sentringkan / memusatkan mineral.


Ø   Menentukan  Perbesaran  Lensa  Objektif,  Okuler,  perbesaran  total,  bilangan skala dan kedudukan mineral.

Ø   Mengukur ukuran mineral.


Ø   Melakukan   pendeskripsian   pada   nikol   sejajar,   berupa   warna   mineral, pleokrisme,  bentuk  mineral,  intensitas,  indeks  bias,  belahan,  pecahan,  dan relief; kemudian menggambar mineral pada posisi nikol sejajar.

Ø      Melakukan  pendeskripsian  pada  nikol  silang,  berupa  warna  interferensi maksimum,  bias  rangkap,  kembaran,  sudut  gelapan,  dan  gelapan;  kemudian menggambar mineral pada posisi nikol silang.

Ø   Menentukan  Tanda  Rentang  Optik  (TRO),  kemudian  menggambar  mineral pada posisi TRO.

Ø   Menentukan nama mineral.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



2.1 Sifat Optik Mineral yang dapat diamati dalam posisi Nikol Sejajar yakni :

a)   Warna

Warna  merupakan  pencerminan  dari  kenampakkan  daya  serap  atau  absorpsi panjang   gelombang   dari   cahaya   yang   masuk   pada   mineral   anisotropik. Pengamatan warna mineral secara megaskopis dengan contoh setangan sangat berbeda  dengan  pengamatan  warna  secara  mikroskopis.  Hanya  saja  suatu pendekatan  teoritis  bahwa  pada  umumnya  mineral  yang  berwarna  pucat sampai putih dalam contoh setangan cenderung akan nampak tidak berwarna atau  transparan  di  dalam  sayatan  tipis,  sebaliknya  mineral    mineral  yang berwarna gelap atau hitam secara megaskopis akan nampak berbagai variasi warna  dalam  sayatan  tipis.  Sedangkan  mineral  yang  kedap  cahaya  atau mineral yang tidak tembus cahaya, akan berwarna gelap atau hitam.
b)  Pleokrisme

Yaitu    sifat    penyusupan    mineral    anisotropic    dalam    menyerap    sinar. Ditunjukkan  oleh  beberapa  kali  perubahan  warna  kristal  setelah   diputar hingga 360o, pada posisi nikol sejajar/silang.






Gambar 2.1 Warna interferensi biotit sejajar sumbu C dan pleokroismenya pada sudut putaran 90o




c)   Bentuk Mineral



Bentuk  mineral ditentukan  dengan orientasi  tepiannya.  Bentuk  mineral yang tidak  beraturan  pada  seluruh  sisinya  disebut  Anhedral  .  Jika  sebagian  sisi mineral  yang  tidak  beraturan  disebut  subhedral.  Jika  seluruh  sisi  mineral beraturan disebut euhedral.




d)  Indeks Bias


Indeks bias mineral dapat diartikan sebagai salah satu nilai (konstanta) yang menunjukkan  perbandingan  sinus  sudut  datang  (i)  dengan  sinus  sudut  bias atau refraksi (r). Berdasarkan pengertian  tersebut, maka indeks bias (n) juga merupakan fungsi dari perjalanan sinar di dalam medium yang berbeda.

e)   Belahan dan Pecahan


Setiap  mineral  mempunyai  kemampuan  dan  kecenderungan  untuk  terpisah menjadi bagian yang lebih kecil. Apabila bidang – bidang tersebut berbentuk lurus  dengan  arah  tertentu  sesuai  dengan  bentuk  kristalnya,  bidang  tersebut adalah  bidang  belahan  (cleavage).  Jika  bidang    bidang  kecil  dari  mineral tidak  lurus  dengan  arah  yang  tidak  teratur  dan  terkontrol  oleh  struktur atomnya, maka bidang tersebut adalah pecahan (fracture).

f)   Relief dan intensitas


Relief suatu mineral dapat diartikan sebagai kenampakkan yang timbul akibat adanya perbedaan indeks bias mineral dengan media yang ada di sekitarnya. Relief selalu berbanding lurus denga intensitas.

2.2 Sifat Optik Mineral yang dapat diamati dalam posisi Nikol Silang yakni :


a.   Warna Interferensi


Warna interferensi adalah warna yang dihasilkan dari cahaya yang diteruskan melalui analisator kepada pengamat.  Warna interferensi terjadi pada mineral anisotrop  karena  adanya  selisih  harga  indeks  bias  sinar  ordiner  dan  sinar ekstraordiner.

b.   Bias Rangkap


Cahaya  yang  masuk  dalam  media  anisotrop akan  dibiaskan  menjadi  2  (dua)

sinar,  yang  bergetar  dalam  2  bidang  yang  saling  tegak  lurus.  Harga  bias



rangkap merupakan selisih maksimum kedua indeks bias sinar yang bergetar dalam suatu mineral.

c.   Kembaran


Yaitu sifat yang ditunjukkan oleh mineral akibat pertumbuhan bersama kristal saat   pengkristalannya.   Berbentuk   kisi-kisi   yang   dibentuk   oleh   orientasi pertumbuhan  kristalografi.  Sifat  ini  dapat  diamati  pada  posisi  pengamatan nikol silang. Berhubungan dengan sifat pemadamannya. Ada beberapa macam kembaran  dengan  dasar  klasifikasi  secara  deskriptif  dengan  melihat  bentuk dan  pola  kembarannya  saja.  Bentuk    bentuk  kembaran  tersebut  antara  lain albit, carlsbad, polisintetik, periklin dan carlsbad-albit.











Gambar 2.2 Kenampakkan kembaran Carlsbad pada Plagioklas





d.   Sudut Gelapan dan Jenis Gelapan


Sudut gelapan  adalah  sudut yang  dibentuk  oleh  sumbu  panjang  kristalografi (sb-c)  dengan  sumbu  indikatrik  mineral,  baik  sinar  cepat  maupun  sinar lambat.  Gelapan  adalah  keadaan  mineral pada kedudukan warna interferensi maksimum, terjadi apabila sumbu indikatris (arah getar sinar) mineral sejajar dengan arah getar analisator atau polarisator. Terdapat beberapa jenis gelapan, yaitu :

Gelapan   sejajar   (paralel),   terjadi  bila  pemadaman   berada   pada  posisi dimana  sumbu  panjang  atau  belahan  mineralnya  sejajar  sumbu-c  dan



sejajar  pula  dengan  benang  silang.  Gelapan  ini  umumnya  terjadi  pada sistem kristal tetragonal, heksagonal, trigonal dan ortorombik.

Gelapan simetris, terjadi bila pemadaman pada posisi simetris (X,Z = 45o). Umumnya  pada  sayatan  mineral  sistem  ortorombik,  monoklin,  misalnya pada jenis mineral piroksin dan amphibol.

Gelapan miring, gelapan jenis ini merupakan pemadaman yang terjadi pada posisi  dimana   sumbu   panjang  kristal  (belahan   yang   sejajar  sumbu-c) membentuk sudut dengan arah getar analisator atau polarisator.

Gelapan   bergelombang,   gelapan   jenis   ini   terjadi   karena   keseluruhan mineral telah mengalami tekanan namun belum sampai rekristalisasi secara sempurna, umumnya pada kuarsa.



BAB IV PENUTUP




4.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil praktikum ini yaitu :

Ø   Sifat  optik  mineral  yang  dapat  diamati  pada posisi nikol  sejajar yaitu  warna mineral,  pleokrisme,  bentuk,  indeks  bias,  intensitas,  belahan,  pecahan  dan relief.
Ø   Sifat  optik  mineral  yang  dapat  diamati  pada  posisi  nikol  silang  yaitu  warna interferensi, bias rangkap, kembaran, sudut gelapan dan jenis gelapan.


4.2 Saran

Demi    kelancaran    dan    pemahaman    dalam    mengamati    kenampakkan mkroskopis  mineral  ada  baiknya  dilakukan  penambahan  mikroskop  agar  supaya praktikan dapat dengan fokus melakukan praktikum tanpa harus  saling bergantian.



DAFTAR PUSTAKA





Irfan Ria Ulva., 2007.  Penuntun Praktikum Laboratorium Mineral Optik Jurusan
Teknik Geologi Universitas Hasanuddin, Makassar. Graha Setia Doddy. Batuan dan Mineral, Bandung.
Schusters., Simon, 1977. Rocks and Minerals, Simon & Schusters Inc., New York.



KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI




LAPORAN PRAKTIKUM MINERAL OPTIK
ACARA II : PENGAMATAN NIKOL SILANG & SEJAJAR























OLEH  :  MOH. SYAIFUL NO. MHS : D611 06 079










MAKASSAR

2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar